Mantra Ilmu Kekebalan Tubuh dan Syarat Mendapatkannya




Seperti yang kita bahas dalam tulisan sebelumnya bahwa terdapat salah satu mantra ilmu kebal yang akan memberikan pemahaman kepada kita tentang apa itu ajian kekebalan tubuh dan bagaimana syarat memperoleh ilmu tersebut, apakah mudah untuk dilakukan? Sepertinya tidak begitu karena kalau kita lihat secara mendalam akan membawa kita pada pemahaman bahwa untuk memperoleh sesuatu itu memang diperlukan niat dan pengorbanan, dalam hal ini akan sama dengan cara belajar ajian kebal senjata ini yang mana mengharuskan kita untuk melakukan syarat utama dari ilmu tersebut.

Seperti halnya ilmu yang lain, dalam belajar ilmu kebal ini akan membawa kita pada salah satu ajian yang paling manjur untuk urusan pertahanan dari musuh karena memang akan ada ujian untuk hal tersebut. Dan seperti tertulis pada artikel terdahulu bahwa ilmu tersebut adalah ajian tameng wojo yang mana harus dilengkapi dengan mantra tertentu apabila seseorang ingin mendapatkan ilmu tersebut. Seperti apa mantra tersebut? Mari kita simak seperti dibawah ini:

Mantra Aji Tameng Waja:
"Niat ingsun amatek aji tameng waja,
Klambiku sageblok kandele,
ototku kawat balungku wesi,
Kulitku tembaga dagingku waja,
kepokarepku barukut,
kinemulan waja inten mekakang,
sacengkal sakilan sadempu,
sakebeehing braja datan nedasi,
mimis bedal nglumpruk kadi kapuk,
tan tumono ing badanku,
saking kersaning Allah,
yaa qawiyu, yaa matinu (3 kali)."

Dalam petikan mantra diatas jelas terlihat ketika kita ingin mengamalkan doa tersebut maka harus dilakukan dengan ucapan kalimat berbahasa jawa yang mungkin tidak semua orang dapat membaca dengan baik. Namun tidak perlu khawatir karena dengan amalan yang tepat akan memudahkan kita dalam mempelajari ilmu tersebut. Sama halnya dengan beberapa syarat lain yang harus ditepati untuk mendapatkan ilmu ini antara lain dengan puasa selama 40 hari.

Memang tidak mudah apabila kita berniat mempelajari suatu ilmu maka hal penting yang tidak dapat dilupakan adalah syarat dari ilmu tersebut yang kadang kurang masuk akal untuk dilakukan, misalnya puasa pati geni atau puasa mutih yang hampir diperlukan dalam setiap ilmu kejawen. Namun bagaimanapun kalau ingin berhasil maka kita dituntut mengamalkan mantra tersebut dengan benar, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghafal meskipun dalam hati merasa berat.

Kalau sudah dapat menyerap suatu ilmu dengan baik, maka dalam ujian selanjutnya akan terasa lebih ringan karena kita punya cukup pengalaman dalam bidang tersebut meskipun tetap harus hati-hati tidak boleh memandang remeh suatu hal karena itu dapat menghambat proses yang kita lakukan. Tetap rajin berlatih dan jangan pernah merasa paling hebat dalam segala hal.



Suka tulisan ini ?