Cara Belajar Ajian Brajamusti




Mungkin diantara kita banyak yang ingin tahu cara belajar ajian brajamusti tanpa puasa dengan mudah supaya dapat digunakan sebagai media perlindungan diri dari kedatangan musuh yang tidak diharapkan. Banyak yang mengira bahwa ilmu brajamusti itu adalah suatu aji yang dapat dengan mudah dipelajari tanpa proses rumit, yang sebenarnya adalah ketika kita hendak mendapatkan suatu ilmu tertentu maka tidak akan lepas dari persyaratan untuk ilmu tersebut agar apa yang kita ketahui akan dapat diserap dengan sempurna.

Pada zaman dahulu ajian brajamusti merupakan salah satu pukulan hebat yang banyak disegani kalangan pendekar, karena dengan ilmu ini orang akan memiliki daya kesaktian luar biasa untuk dapat melumpuhkan setiap langkah musuh. Orang yang menguasai ajian ini akan dapat menawarkan segala macam bentuk senjata baik berupa fisik maupun gaib, serta memiliki kekuatan yang berlipat ganda dari segi fisik dan spiritual. Sehingga sangat wajar apabila orang merasa sangat segan dengan ajian yang satu ini.

Banyak orang berniat mendapatkan ilmu tersebut sampai rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk mencari guru, sedangkan orang yang benar-benar dapat menguasai ilmu tersebut memang tidak banyak. Ini karena proses yang harus dijalani memang tidak mudah, mulai dari syarat puasa kejawen dan lelaku lain yang mungkin dianggap berat oleh sebagian orang. Menjadikan ilmu ini semakin langka dan sulit ditemukan, bahkan sampai zaman modern sekarang ini gaung akan kehebatannya masih santer terdengar.

Bagi orang yang ingin belajar ajian ini maka harus dilandasi dengan batin yang bersih dan menyayangi sesama makhluk hidup. Karena ketika batin kita tidak dapat menguasai emosi dan nafsu maka akan sulit untuk mendapatkan ajian brajamusti. Seperti nama lain dari ilmu ini adalah ilmu 'pukulan putih' maka hanya akan dapat dipelajari oleh mereka yang berhati bersih.

Memiliki ilmu ini pun harus tetap menjaga batasan, dan tidak menggunakannya untuk hal negatif karena itu akan berdampak tidak baik pada diri sendiri maupun orang lain. Sehingga amat waspada dengan segala keilmuan yang kita punya, jangan sampai menimbulkan angkara yang akan menciptakan pikiran yang sesat dalam memilih jalan hidup. Dan memang seperti itulah yang seharusnya kita tanamkan dalam diri untuk tetap mawas diri dengan segenap ilmu yang berhasil kita pelajari.



Suka tulisan ini ?